Apa yang dapat anda berikan kepada orang yang
telah memiliki segalahnya ?.
Sebuah hati yang mengasihi, selalu ingin
memberi. Rasa terima kasih atas kasih
yang diterima terlihat di dalam memberi balasan. Tetapi apakah yang anda
berikan kepada orang yang telah memiliki segalanya?TUHAN memiliki segalanya.
Pada kenyataannya, Dia adalah sumber segalanya!
Apakah yang dapat diberikan oleh seorang
manusia kepada Penciptanya sementara segala-galanya adalah milik-Nya?
Tuhan Sendiri telah mengatakan kepada kita
tentang jenis hadiah yang Dia paling hargai:
Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di
hadapan Tuhan, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam
kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh
dunia. (Lihat Yakobus 1: 27).
Tuhan tidak membutuhkan sebuah baju baru. Dia
tidak perlu menggunakan sebuah buku, sebuah jam tangan atau gadget terbaru.
Hadiah-hadiah yang Tuhan hargai adalah hadiah-hadiah yang akan Dia berikan jika
Dia ada di atas bumi: mengasihi, perbuatan-perbuatan baik; kata-kata menghibur
dan mendorong semangat; makanan dan pakaian untuk mereka yang membutuhkannya;
kebenaran-kebenaran sorgawi untuk jiwa yang lapar. “Sesungguhnya,
Aku berkata kepadamu, segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari
saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” (Matius 25: 40, NKJV)
Segala sesuatu yang dilakukan untuk mengurangi
penderitaan atau ketidaktahuan orang lain diterima oleh Tuhan sebagai sebuah
hadiah pribadi, yang diberikan kepada Dia.
Tuhan Yesus berkata: “Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum
secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan
kehilangan upahnya” (Markus 9: 41, NKJV)
Bahkan mengurangi rasa haus seseorang, diterima sebagai sesuatu yang
dilakukan untuk Tuhan!
Alasannya sederhana: Tuhan Yesus merasakan
segala yang dirasakan oleh anak-anak duniawi Mereka. “Sebab Imam Besar yang
kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan
kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Dia telah dicobai.”
(Ibrani 4:15, KJV) Oleh karena itu, jika
seseorang menderita kelaparan, Tuhan merasakan kepedihan rasa lapar juga.
Sebuah pemberian makanan yang dapat menolong
dari rasa sakit yang dirasakan oleh orang yang lapar akan mengurangi
rasa sakit yang Tuhan rasakan ketika salah seorang dari anak-Nya menderita.
Kata-kata pengharapan dan iman diperkatakan
untuk memberi semangat jiwa yang gelisah dan tersakiti, meredakan rasa sakit
emosional yang dirasakan oleh Tuhan ketika salah satu anak-Nya sedang bersedih
dan putus asa. Mungkin hadiah yang terbaik dari semuanya yang dapat diberikan
adalah pengetahuan akan kebenaran. Banyak orang hidup dalam kesedihan dan
kebutaan akan kesalahan dan takhayul. Dengan memberikan mereka hadiah
kebenaran, sehingga mereka dapat bersukacita di dalam keselamatan Tuhan dan
diselamatkan masuk ke dalam kerajaan kekal-Nya, adalah sebuah hadiah istimewa
yang dihargai oleh Bapa Sorgawi.
Ada sebuah perbedaan antara persembahan
perpuluhan dan persembahan khusus. Persembahan Perpuluhan diberikan kepada Tuhan untuk
tujuan memajukan pekerjaan-Nya di bumi, baik dalam menunjang hamba-hamba-Nya
atau dalam penyebaran injil. Persembahan khusus, di sisi lain merupakan pemberian-pemberian
yang diberikan kepada Tuhan, sebagai ungkapan rasa syukur dan kasih. Pemberian-pemberian kasih ini mungkin terbagi
dalam berbagai bentuk dan termasuk
sesuatu yang lebih dari uang.
Persembahan Khusus
Tuhan Yesus bukan hanya sekeedar Penebus kita
saja. Dia juga adalah teladan di dalam hidup kita. Dia adalah guru terbaik di
dunia, tetapi sebelum mengajarkan manusia tentang kebenaran keselamatan, Dia
pertama-tama memenuhi kebutuhan jasmani manusia. Dia menyembuhkan penyakit-penyakit
mereka, memberi penglihatan kepada yang buta, pendengaran kepada yang tuli, dan
menolong orang yang kerasukan setan, dan keberanian bagi mereka yang lemah.
Ketika dibutuhkan, Dia bahkan memberikan makanan untuk mereka! Setelah hati
mereka dipenuhi rasa syukur, orang-orang tersebut akan lebih terbuka untuk
mendengar firman kebenaran ilahi yang Ia ingin bagikan.
Di dalam mengikuti teladan-Nya, adalah sangat
diterima jika orang-orang percaya menggunakan persembahan mereka dalam
mengurangi penderitaan yang ada di sekitar mereka. Alkitab penuh dengan teguran
untuk menunjukkan kemurahan dan kebaikan bagi mereka yang membutuhkan.
Beginilah firman Tuhan semesta alam:
Laksanakan hukum yang benar dan tunjukkanlah kesetiaan dan kasih sayang kepada
masing-masing. Janganlah menindas janda dan anak yatim, orang asing dan orang
miskin. (Lihat Zakharia 7: 9, 10).
Jika anda mengenal seorang pria tua yang tidak
memiliki cukup makanan untuk dimakan, sebuah pemberian makanan membantu dia di
dalam kesusahannya, merupakan sebuah persembahan kasih yang senang diterima Tuhan.
Ini adalah kebiasaan orang Israel yang taat memberikan makanan kepada pengemis
pada hari keenam di setiap minggu agar keinginan para pengemis itu terpenuhi
dan mereka tidak mengemis di jam-jam kudus pada hari Sabat.
Jika ada seorang ibu berusaha untuk menunjang
anak-anaknya, dengan hadiah-hadiah mantel-mantel musim dingin dan sepatu boot
untuk memenuhi kebutuhan khusus, hal itu merupakan sebagai persembahan yang
berkenan kepada Tuhan, sebab ketika kesusahan anak-anak duniawi-Nya dihiburkan,
penderitaan-Nya bersama mereka juga dihiburkan.
Hati Tuhan yang penuh kasih selalu merasakan
setiap kali ada penderitaan.
Perhatian-Nya berfokus pada mereka yang membutuhkan, dan siapa pun yang
bekerja untuk memenuhi kebutuhan tersebut, yang bekerja bersama Tuhan dan
pemberian-pemberian yang diberikan tersebut adalah persembahan sejati yang
diberikan kepada-Nya.
Siapa
yang menaruh belas kasihan kepada yang lemah, memiutangi Tuhan; yang akan
membalas perbuatannya itu. (Lihat Amsal 19: 17.)
Sebuah hadiah berbeda dengan sebuah pinjaman. Sebuah hadiah diberikan tanpa mengharapkan
balasan. Pinjaman, di sisi lain,
hanya dipinjamkan untuk jangka waktu tertentu dengan harapan bahwa pinjaman
tersebut akan dikembalikan ke pemiliknya di kemudian hari. Itu tidak mungkin
memiutangi Tuhan. Dia adalah sumber dari segala pemberian yang murah hati.
Persembahan-persembahan yang diberikan kepada orang miskin dan yang membutuhkan
adalah dianggap oleh Tuhan sebagai pinjaman. Dia akan memastikan bahwa pemberi
tersebut tidak akan pernah dilupakan keinginannya, tetapi akan dikembalikan
lebih dari apapun yang telah diberikan untuk membantu orang lain. Tuhan bahkan
tetap menghitung makanan dan keramahan yang diberikan untuk memberkati
orang-orang kudus-Nya, dan akan memastikan pemberi tersebut menerima upah yang
penuh. “Orang yang baik hati akan
diberkati, karena ia membagi rezekinya dengan si miskin.” (Amsal 22: 9, KJV)
“Jangan
kamu lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian
beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat.”2
Kata-kata ini tidak kehilangan kuasanya seiring berjalannya waktu. Bapa Sorgawi
kita masih terus memberikan anak-anak-Nya kesempatan-kesempatan yakni
berkat-berkat tersembunyi; dan mereka yang meningkatkan kesempatan-kesempatan
ini menemukan sukacita yang besar. “Apabila engkau menyerahkan kepada orang
lapar apa yang kauinginkan sendiri dan memuaskan hati orang yang tertindas,
maka terangmu akan terbit dalam gelap dan kegelapanmu akan seperti rembang
tengah hari: dan . . . [Tuhan] akan menuntun engkau senantiasa memuaskan hatimu
di tanah yang kering, dan akan membaharui kekuatanmu; engkau akan seperti taman
yang diairi dengan baik dan seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan.
Untuk hamba-hamba-Nya yang setia saat ini . .
. [Tuhan Yesus] mengatakan, “barang siapa yang menyambut kamu, ia menyambut
Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku.” Tak
ada perbuatan baik yang ditunjukkan dalam nama-Nya akan gagal untuk diakui dan
dihargai. Dan di dalam kelembutan yang sama pengakuan . . . [Tuhan Yesus]
bahkan termasuk kepada orang-orang paling lemah dan paling rendah dari keluarga.
Di dunia moderen kita, sangat mudah untuk begitu
terbatas memandang sesuatu yang dimaksud dengan “persembahan perpuluhan dan
persembahan khusus.” Adalah mudah untuk berpikir bahwa selain uang yang
diberikan untuk menunjang sebuah organisasi, itu tidak dapat dihitung sebagai
persembahan perpuluhan dan persembahan khusus. Namun hal itu tidak sesuai
dengan Alkitab.
Israel kuno adalah masyarakat petani: dimana
sebagaian besar masyarakatnya adalah para petani, peternak dan penggembala.
Persembahan perpuluhan dapat berupa hewan-hewan, butir berbotol-botol minyak,
bergantang-gantang buah, berkantong-kantong gandum atau berbarel-barel tepung
gandum. Persembahan-persembahan dapat berupa apa saja yang ingin diberikan
kepada Tuhan.
Seorang wanita yang pandai dalam menjahit,
dapat menyulam sepotong kain halus, atau menenun sesuatu menggunakan alat
tenunnya. Ketika keluarganya pergi ke kemah suci untuk Hari Raya Pondok Daun,
suaminya dapat membawa berkantong-kantong gandum sebagai persembahan perpuluhan
menurut hasil ladangnya, tetapi wanita tersebut dapat juga membawa persembahan
pribadi: sebuah pemberian kasih untuk menunjukkan rasa syukurnya kepada Tuhan
karena berkat-berkat-Nya di sepanjang tahun.
Karena tidak semua orang dapat bepergian
setiap tahun ke Yerusalem untuk hari raya tersebut, uang saku juga diberikan
kepada mereka yang karena alasan apapun, tidak dapat melakukan perjalanan
tersebut. Persembahan perpuluhan yang kedua disimpan untuk tujuan memberi
tumpangan kepada orang miskin untuk tinggal di dalam rumah untuk hari raya
tahunan. Tuhan peduli terhadap orang miskin, orang sakit dan yang lanjut usia.
Dia membuat ketentuan bagi semua orang untuk berbagi di dalam berkat-berkat
hari-hari raya.
Mereka yang terlalu miskin untuk menanggung
biaya perjalanan ke Yerusalem masih dapat menikmati berkat-berkat dari tuaian
yang melimpah dan perayaan rohani tersebut dengan menerima tumpangan dari
mereka yang berkelebihan. Dengan demikian, seluruh perekonomian orang Ibrani
didasarkan pada kemurahan hati dan membantu orang miskin dan orang yang
membutuhkan. Pemberian-pemberian tersebut, sekalipun bukan berupa uang,
dianggap sebagai persembahan-persembahan dan diterima oleh Tuhan sebagai
pemberian yang diberikan kepada-Nya.
Siapa yang memberi kepada orang miskin tak
akan berkekurangan, tetapi orang yang menutup matanya akan sangat
dikutuki. (Amsal 28:27, KJV)
Persembahan Perpuluhan
Tak seperti persembahan khusus, persembahan
perpuluhan bukanlah sebuah hadiah yang diberikan kepada Tuhan. Persembahan
perpuluhan sudah menjadi milik-Nya! Dalam kenyataannya, segalanya adalah milik
Sang Pencipta. Dia yang memiliki segalanya, sebab Dia yang membuat segalanya!
Kembalilah kepada-Ku, maka Aku akan kembali
kepadamu, firman . . . [Tuhan] semesta alam. Tetapi kamu berkata: Dengan cara
bagaimanakah kami harus kembali?
Bolehkah manusia menipu . . . [Tuhan]? Namun kamu menipu Aku. Tetapi kamu berkata:
dengan cara bagaimanakah kami menipu Engkau? Mengenai persembahan perpuluhan
dan persembahan khusus. (Maleakhi 3: 7,
8, KJV)
Tuhan dengan murah hati mengijinkan kita
menggunakan 9/10 dari segala yang Dia berikan kepada kita. Hanya satu
permintaan-Nya yaitu bahwa kita harus mengembalikan 1/10 kepada-Nya. Ketika
persembahan khusus merupakan pemberian yang diberikan karena kasih kepada Tuhan,
di dalam pribadi orang-orang kudus-Nya, persembahan perpuluhan adalah untuk
tujuan memberitakan kebenaran-Nya di bumi.
Hal ini dapat dilakukan dengan mendukung
hamba-hamba-Nya secara langsung; baik berupa uang, makanan, atau apapun yang
dapat mendukung pelayanan mereka di dalam memberitakan injil. Persembahan
perpuluhan juga dapat dikembalikan di dalam beberapa cara lain. Setiap
pengeluaran yang mendukung penyebaran kebenaran memenuhi syarat sebagai
persembahan perpuluhan. Termasuk pembelian Alkitab dan materi-materi rohani
lainnya untuk dibagikan kepada yang lain.
Tuhan telah berjanji untuk memberkati dengan
berlimpah-limpah orang yang mengembalikan kepada-Nya persembahan perpuluhan
yang merupakan milik-Nya.
Bawalah seluruh persembahan perpuluhan itu ke
dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan
ujilah Aku, firman . . . [Tuhan] semesta alam, apakah Aku tidak membukakan
bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai
berkelimpahan.
Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap,
supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di
padang tidak berbuah bagimu, firman . . . [Tuhan] semesta alam.
Maka segala bangsa akan menyebut kamu
berbahagia, sebab kamu ini akan menjadi negeri kesukaan, firman . . . [Tuhan]
semesta alam. (Maleakhi 3:10-12, KJV)
Tuhan telah menjanjikan sebuah berkat yang
luar biasa bagi semua orang yang percaya
kepada-Nya yang mengembalikan persembahan perpuluhan dan persembahan khusus
kepada-Nya dengan tidak mementingkan diri sendiri. Tak ada seorang pun yang
merasa bahwa persembahan perpuluhannya terlalu sedikit untuk dihitung, atau
bahwa pemberiannya tidak akan membawa perubahan. Tuhan yang memberi
pertumbuhan! (1 Korintus 3: 6, 7)
Terlepas dari pekerjaan yang dilakukan oleh
seseorang, atau banyaknya persembahan perpuluhan dan persembahan khusus yang ia
kembalikan, Tuhan melihat hati, dan sesuai dengan keinginan si pemberi, Dia
yang memberi pertumbuhan.
Pemberian yang sedikit, yang diberikan dari
hati yang murni dan penuh kasih, di dalam iman, akan menerima upah yang lebih
besar dari ratusan Rp yang diberikan dari sebuah dorongan usaha dan kebanggaan
diri sendiri.
Tuhan Yesus ingin memastikan setiap orang
memahami maksud ini. Suatu hari, ketika seperti biasa Dia berada di dalam Bait
Suci bersama dengan murid-murid-Nya, Tuhan Yesus mengangkat muka-Nya, Ia
melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti
persembahan, Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam
peti itu. Lalu Ia berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini
memberi lebih banyak dari pada semua orang itu. Sebab mereka semua memberi
persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya,
bahkan ia memberi seluruh nafkahnya.”
(Lukas 21: 1-4, NKJV)
Orang kaya yang memberi banyak uang, memiliki
sisa uang yang banyak. Janda miskin hanya memiliki dua peser untuk dipersembahkan. Namun dia
memberi lebih dari semua yang memberi persembahan, karena dia “memberi seluruh
nafkahnya.” Dengan kata lain, jumlah uang yang sedikit yang dia seharusnya
gunakan untuk menopang hidupnya hari itu adalah yang dia persembahkan: dia
memberikan semuanya.
Hasilnya, upahnya akan jauh lebih besar dari
orang kaya yang memberi banyak, tetapi masih memiliki banyak sisa. Kelak di Sorga, Juruselamat akan menunjukkan
kepada janda miskin tersebut hasil dari pemberiannya yang tak mementingkan diri
sendiri: para pekabar injil dan dokter diutus ke seluruh belahan dunia, rumah
sakit dibangun, sekolah-sekolah dan rumah panti asuhan ditunjang. Apa yang
dimulai seperti sebuah pemberian yang sedikit dengan dua peser, berkembang dan
berkembang sampai itu membesar menjadi lautan kebajikan dan kemurahan yang
besar, semua diilhami dan dibuat mungkin
oleh teladan dari pemberiannya yang tidak mementingkan diri sendiri. Betapa
besar upahnya kelak!
Apa yang sedang ada di tangan Anda? Apakah yang Anda miliki untuk dikembalikan
kepada Tuhan? Bentuk dari pemberian kasih tidak menjadi masalah. Jumlah
persembahan perpuluhan tidak membuat perbedaan.
Semua yang dihitung adalah kasih yang mendorong pemberian tersebut. Yang
terpenting dari semuanya adalah kerinduan untuk bekerja bersama dengan Tuhan di
dalam menyebarkan kebenaran-Nya.
Tidak ada pemberian sekecil apapun yang akan
gagal menerima balasan yang berlimpah.