IRI : KETIDAKPUASAN YANG TETAP
Dalam bahasa popular kata iri sering dipakai sebagai
sinonim untuk ketamakan atau kerakusan, tetapi ini tidak tepat. Ketika iri
ditambahakan sebagai satu dosa maut, ia dilihat sebagai dosa yang berorientasi
ke isu rohani, sedangkan ketamakan diarahkan kepada hal-hal materiil. Sementara
ketamakan terutama menyangkut miliki, sedangkan iri menyangkut posisi sesorang
dalam dunia. Di mana ketamakan menginginkan hal-hal baik yang orang lain miliki, iri ingin menjadi satu-satunya yang
memiliki hal-hal baik.
Iri
adalah ketidakpuasan dengan bagaimana Allah telah membuat saya sebagai siapa
adanya saya. iri juga suatu kecurigaan bahwa Allah menahankan apa yang saya
patut terima dan memberikan itu kepada orang lain. Bila kita berharap lebih
cerdas daripada orang lain, atau lebih kaya daripada orang lain atau lebih
cantik daripada orang lain, kita sebenarnya ada dalam lingkaran kefasikan dosa
iri.
Iri membuat kita menjadi gelisah terhadap
sukses atau kebahagiaan orang lain sebab iri percaya bahwa hidup adalah suatu
permainan di mana kemenangan satu pihak berarti kekalahan pihak lain. Jika
seorang lain mendapatkan sesuatu yang baik, maka yang tersedia bagi saya adalah yang kurang baik. Pada intinya, iri
tidak pernah dapat puas.
Israel
lebih mengasihi Yusuf dari semua anaknya yang lain, sebab Yusuf itulah anaknya
yang lahir pada masa tuanya; dan ia menyuruh membuat jubah yang maha indah bagi
dia. Setelah dilihat oleh saudara-saudaranya, bahwa ayahnya lebih mngasihi
Yusuf dari semua saudaranya, maka bencilah mereka itu kepadanya dan tidak mau
menyapanya dengan ramah (Kejadian 37:3-4)
Khususnya
ada satu jenis iri yang menyerang para orangtua. Para orangtua menginginkan yang
terbaik untuk anak-anak nya, bahkan lebih baik daripada yang mereka miliki. Situasi
ini sendiri menjadi tanah subur bagi iri untuk berakar.
Saya telah
cukup banyak bekerja sama dengan banyak orang yang merasa bahwa mereka menerima
pesan-pesan bercampur dari orangtua mereka. Mereka menerima dorongan untuk
sukses dari orangtua mereka dan untuk menelusuri karunia dan talenta mereka. Lalu
ketika mereka berhasil dan unggul, mereka tidak menerima berkat dari orangtua
mereka. Kita dapat menginginkan sesuatu untuk orang lain dan pada saat yang
sama iri kepadanya.
Iri senang merusakan apa yang orang lain
miliki. Jika saya tidak dapat bahagia, iri berkata, saya ingin Anda pun tidak
bahagia. Iri bertumbuh subur di pengadilan perceraian. Orang-orang yang
kelihatan normal berubah menjadi binatang buas bermata hijau, berusaha untuk
memastikan bahwa mantan pasangan hidupnya tidak mendapatkan kebaikan apapun
sesudah perceraian terjadi.
Kecemburuan adalah suatu bentuk iri yang
menjaga apa yang telah sesorang miliki. (kecemburuan milik Allah dan manusia
berbeda. Kecemburuan Allah menginginkan yang terbaik bagi umat manusia,
sedangkan kecemburuan manusia datang dari keegoisan 100 % demi kepentingannya.)
Kecemburuan
membangkitkan persaingan dimana sesungguhnya tidak ada satu pun dan
mengkhayalkan kompetisi di mana hal itu tidak ada.
Kedengkian adalah sebentuk iri yang
benar-benar mengharapkan hal buruk untuk orang lain dan gembira melihat atau
menyebabkan penderitaan orang lain. Orang yang tertular dosa kedengkian
membayangkan bahwa orang lain memiliki keinginan tersembunyi yang sama
terhadapnya dan bahwa mereka akan menyebabkan ia menderita jika mereka memiliki
kesempatan. Kedengkian membuat para saudara Yusuf membuang dia ke dalam lubang
dan menjualnya ke dalam perbudakan daripada mengizinkan ia menikmati posisi
sebagai anak kesayangan.
Penghinaan sama dengan kedengkian. Penghinaan juga
berusaha melakukan kekerasan terhadap orang lain, tetapi secara yang tidak
terlalu tampak. Orang yang menghina menumpuk celaan atas kebajikan atau
kemampuan orang lain. Ia menanti kesempatan untuk mengejek orang lain, sambil
menghapuskan segala kenangan tentang keberhasilan orang lain. Penghinaan mengambil
kualitas apa saja yang tidak dimiliki oleh yang menghina dan mencemarkan mereka
sehingga mereka terkesan tidak menarik dalam diri orang lain. Semua bentuk
pembedaan atau penghakiman berdasarkan ras, kelas dan lainnya yang menganggap
satu kelompok lebih unggul daripada kelompok lain adalah bentuk-bentuk dosa
penghinaan.