Tuesday, January 19, 2016

DOSA KESOMBONGAN

     KESOMBONGAN: MEMBUAT ALLAH DICOBAI
Kecongkakan mendahului kehancuran dan tinggi hati mendahului kejatuhan (Amsal 16:18)

Secara tradisional kesombongan dianggap sebagai dosa dasar. Kesombongan dimengerti sebagai dosa setan, yang diungkap dalam hasratnya untuk menjadi seperti TUHAN. kesombongan merupakan dosa inti. Kesombongan sangat mungkin merupakan pusat dalam jejaring dosa-dosa ciri diri manusia.
Seperti seorang pesulap yang dengan keahlian tangannya menyulap, kesombongan ingin memusatkan perhatian ke hal-hal lain kecuali ke keberdosaannya sendiri: “jangan perhatikan orang yang ada di balik layar.” Kesombongan tidak mengakui bahwa Kristus berhak menghakimi keberdosaan kita. Kita dapat menerima pengampunan atas jasa-jasa kita sendiri. Kesombongan  bisa jadi merendahkan, tetapi pada akhirnya ia menolak untuk tunduk.
Kesombongan terbagi ke dalam dua golongan yaitu  kesombongan yang ke arah luar dan kesombongan yang ke arah dalam.

a.       Kesombongan yang ke arah  luar.
Penampakan ke luar  dari kesombongan menunjukan diri dalam prilaku congkak, pongah dan tinggi hati. Orang yang menunjukan kesombongan mengabaikan orang lain dan menganggap dunia haru berjalan sesuai harapan-harapannya.
Dalam mitos Yunani kuno dikisahkan tentang Narcissus, seorang pemuda tampan yang tidak tergerak oleh kasih yang orang lain tujukan kepada dirinya. Karena ia terserap kepada dirinya sendiri ia terkutuk untuk jatuh cinta dengan bayangan dirinya di dalam kolam milik pacarnya yang ia tolak, akhir dari kisah itu Narcissus mati dalam keadaan terserap oleh cinta pada bayanganya sendiri.
Mitos ini menjelaskan penggunaan istilah narsisme oleh Freud untuk mengungkapkan gangguan karakter yang tidak peduli kepada orang lain. Akar kata dari narsisme dalam bahasa Yunani adalah kata narke yang berarti mati rasa.
Anak-anak yang masih muda melalui suatu periode narsisme yang wajar dalam pertumbuhan. Seorang batita atau balita biasa merasa bahwa ia adalah pusat dunia ini, dipuja oleh orang-orang yang ingin dekat dengannya. Jika kebutuhan itu dilupakan atau diganggu, hal itu lalu mengental ke dalam karakter orang tersebut. Jika kita tidak diizinkan untuk merasa seperti pusat dunia ketika kita masih kecil, kita tetap berharap akan dapat menjadi pusat dunia di tahun-tahun mendatang. Perasaan lebih hebat dari orang lain adalah jaln cepat untuk memuaskan kelaparan yang dalm untuk perasaan bermakna.
T. Aquinas menulis bahwa satu jenis kesombongan meliputi hasrat untuk unggul secara tidak terbatas. Perbedaan antara cinta diri yang benar dan hasrat untuk unggul yang tak terbatas terdapat dalam hati. Menginginkan sesuatu yang baik untuk diri sendiri bukanlah dosa, tetapi menginginkan hal-hal baik itu sampai menyingkirkan hal-hal yang lebih baik adalah dosa. Aquinas juga mencatat bahwa jenis kesombongan terdalam adalah menghina Allah – yaitu benar-benar menginginkan untuk menempatkan diri sendiri di tempat Allah. Ini adalah dosa Lucifer. Ambisi-ambisi egois kita biasanya ada pada skala lebih kecil.
Agustinus menulis beberapa bentuk kesombongan yang paling cenderung untuk menyatkan diri ke luar.
·    Kesia-siaan adalah bentuk terkenal dari kesombongan mengambil bentuk menerima pujian atau membanggakan diri tentang hal yang sesungguhnya harus dipujikan kepada Allah. Hal itu merupakan perhatian tidak benar-melalui waktu, uang atau sumber-sumber lain-pada citra diri sendiri. Hal itu merupakan usaha untuk menarik perhatian kepada diri sendiri.
·         Kecongkakan adalah kesombongan dalam bentuk melebih-lebihkan dan ngotot
·     Keangkuhan adalah kosombongan tentang ras, keluarga, kelas atau ciri-ciri lain yang secara semu menciptakan kesan superioritas
·   Tidak hormat meliputi pengabaian ibadah dan hormat kepada Allah. Orang sombong yang tidak hormat bersikap sinis terhadap hal-hal kudus, memperlakukan hal-hal kudus (termasuk nama Allah) secara duniawi atau mengambil bagian dalam agama semata karena keuntungan social dan pribadi.
·    Ketidaktaatan memperlihatkan dirinya dalam bentuk tidak memedulikan kehendak Allah dan hukum-hukum moral atau tidak berusaha mengerti kehendak Allah.
·   Kedurhakaan adalah sebentuk kesombongan yang menolak untuk mencari dan mengakui dosa sendiri .
b    Kesombongan kearah dalam
Manifestasi kesombongan yang terarah ke dalam membuat sesorang menjadi terobesi dengan orang lain dan bagaimana perasaan mereka tentang orang itu. Orang ini terfokus pada dirinya sendiri, tetapi kesombongan terungkap melalui perhatian tidak benar kepada citra daripada melalui sikap congkak atau angkuh. Jenis kesombongan ini dapat mengambil bentuk “ kerendahhatian narsis” yaitu mendapatkan pujian dengan mengakui kesalahan-kesalahan terkecil dan pura-pura hancur hati tentang mereka. Ini merupakan kesombongan tersembunyi. Orang yang memberi kesan rendah hati sampai menawan orang lain itu memiliki sasaran pemompaan kesan dirinya sendiri.
Keseombongan tersembunyi adalah jenis yang paling sukar untuk dilawan/ dosa-dosa yang ke luar merendahkan kita ketika kita menyadari bahwa setiap orang dapat melihatnya, tetapi dosa-dosa tersembunyi berkembang di sudut-sudut gelap. Kesombongan hanya dapat dilawan jika ia dibukakan, dan kesombongan tersembunyi hanya dapat dibuka oleh orang yang menyembunyikannya.
Bentuk kesombongan yang paling mudah disembunyikan adalah:
·      Ketidakpercayaan ; tidak percaya meliputi penolakan akan kehendak Allah karena lebih menyukai kehendak sendiri. Dosa ini ingin mengetahui masa depan dan tidak bersedia menerima yang tidak diketahui. Ketidakpercayaan cocok dengan tindakan Hawa memakan buah di Taman. Ketidakpercayaan dapat menghasilkan perfeksionisme. Seorang prefeksionis bisa curiga bahwa kehendak Allah tidak dapat dicapai jika ia membuat kesalahan. Yang lain memuji orang yang melakukan segala keseluruha.
·         Sentimentalitas; adalah sebentuk kesombongan ketika seoraang mengantikan emosi saleh, kemegahan dan kecantikan untuk hormat pribadi sejati dan ketaatan akan Allah.

·        Kelancangan adalah bentuk lain dari kesombongan, kelancangan adalah kekacauan dari harapan yang merupakan salah satu kebajikan klasik. Ini berarti mengandalkan diri secara tidak tepat dan tidak hormat daripada mengadalkan anugerah Allah. Orang yang lancang mengandaikan kehendak Allah selalu mengampuni dan tidak berusaha untuk menghidupi suatu kehidupan yang layak akan perkenanan Allah.

No comments:

Post a Comment