Tuesday, July 12, 2016

MENGGAPA ALLAH MEMBIARKAN PENDERITAAN

Banyak orang berkata, Allah yang pengasih akan mencegah terjadinya musibah

Pikirkanlah: kita mungkin heran bahkan kaget melihat kebiasaan orang dari kebudayaan lain. Kita bisa dengan mudah salah paham karena tindakan mereka. Contohnya disebuah kebudayaan, kontak mata diangap sebagai tanda ketulusan, tetapi kebudayaan lain menganggap itu tidak sopan. Namun tidak ada yang salah dari kedua kebudayaan itu. Kita hanya perlu lebih menggenal mereka.
            Bisakah orang salah paham dengan Allah? Banyak yang percaya bahwa adanya penderitaan membuktikan bahwa Allah tidak ada. Namun, orang yang mengerti mengapa Allah membiarkan penderitaan yakin bahwa Allah memang ada.
Apa Kata Alkitab: Cara Allah berpikir dan bertindak berbeda dengan kita. (Yesaya 55:8,9) oleh karena itu alasan Dia menunggu sebelum bertindak mungkin awalnya aneh bagi kita.
            Tapi, Alkitab tidak ingin kita menerima perkataan kosong seperti, “Cara Allah bertindak adalah sebuah misteri.” Sebaliknya, Alkitab menganjurkan kita untuk belajar lebih banyak tentang Allah agar kita memahami alasan dan kapan Dia bertindak.
            Banyak orang yang mengalami atau melihat musiba tidak bisa menemukan jawaban yang memuaskan dari pertanyaan mereka tentang Allah. Beberapa menjadi ateis, yang lain mungkin tidak sepenuhnya menyangkal adanya Allah, tetapi mereka menjadi kurang percaya.
            Orang ateis dan yang kurang percaya itu bukannya tidak tahu agama. Justru, pengalaman mereka dengan agama yang sering membuat mereka kehilangan iman akan Allah. Mereka merasa Agama umumnya gagal menjawab pertanyaan penting tentang kehidupan.
    Padahal pada dasarnya semua kesusahan dan penderitaan disebabkan karena manusia menolak wewenang Allah dan menggunakan kebebasan memilih mereka untuk menentukan sendiri apa yang benar dan salah.

            (Ulangan 32:4, 5; Yakobus 1:14,15) bahwa Allah tidak diam saja walaupun penderitaan manusia disebabkan oleh ketidaktaatan mereka sendiri. Sebaliknya, Allah segera membuat pengaturan untuk menghapus kejahatan dan penderitaan. Dia akan memperbaiki semua kerusakan yang telah terjadi.

MENGAPA BANYAK KEMUNAFIKAN DALAM AGAMA


Mengapa bertanya hal ini?
Beberapa orang berpikir, jika Allah menghargai ketulusan, tidak akan ada banyak tipu daya di antara orang-orang yang mengaku menyembah-NYa.

Pikirkanlah: Bayangkan seorang anak yang menolak didikan yang baik dari ayahnya dan meninggalkan rumah untuk menjlani kehidupan  yang bejat. Meski ayahnya tidak setujuh, dia membiarkan anaknya memilih hal itu. Patutkah orang lain yang bertemu dengan anak itu menyimpulkan bahwa anak itu mempunyai ayah yang buruk, atau bahkan tidak punya ayah sama sekali? Tentu tidak.! Begitu juga dengan kemunafikan dalam agama hanya membuktikan bahwa Allah membiarkan manusia memilih jalan hidup nya sendiri.
Apa kata Alkitab: Allah membenci kemunafikan dalam agama. (Yeremia 7:29-31;32:35) tapi, dia juga mengizinkan manusia untuk membuat keputusannya sendiri. Banyak yang mengaku percaya kepada Allah memilih untuk mengikuti ajaran agama dan standar moral yang mereka buat sendiri.- Matius 15:7-9.
            Sebaliknya, agama yang menyenangkan Allah harus tanpa kemunafikan. Tuhan Yesus berkata, “Dengan inilah semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-muridku, jika kamu mempunyai kasih diantara kamu. (Yohanes 13:35) Kasih ini harus “ tanpa kemunafikan” (Roma 12:9) Banyak agama gagal mengikuti standar itu. Perang suku Rwanda pada tahun 1994, puluhan ribu orang yang beragama membantai anggota agama mereka sendiri, hanya karena berbeda suku. Hal tersebut tidak mencerminkan bahwa agama mengajari seutuhnya kehendak Allah.
Agama yang benar adalah agama yang dibangun diatas dasar kasih